perbedaan remarketing dan retargeting

Perbedaan Remarketing dan Retargeting Beserta Contohnya

Artikel ini akan mengulas perbedaan remarketing dan retargeting sebagai bagian dari strategi marketing yang ampuh. Terdapat beberapa strategi dalam dunia marketing. Ada diantaranya yang memang umum dan dapat Anda terapkan dalam bisnis. 

Pemilihan strategi ini menyesuaikan dengan tujuan yang perlu dicapai. Sebagai contoh, ketika memperkenalkan brand atau produk baru, maka strategi yang sesuai adalah brand awareness. Namun, apabila berniat menaikkan penjualan brand atau produk tertentu, maka kedua strategi ini dapat menjadi pilihan.

Pengertian

Kedua strategi marketing ini memiliki pengertian yang berbeda. Walau demikian, sebuah bisnis dapat menerapkannya secara bersamaan untuk mendukung satu sama lain.

1. Pengertian Remarketing

Strategi pemasaran yang satu ini sebenarnya sudah cukup umum. Namun, kadang kala sebuah bisnis menerapkannya tanpa benar-benar memahami perbedaan remarketing dan retargeting. Akibatnya, bentuk program yang terlaksana tidak cukup tajam untuk mencapai target.

Apabila diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, maka remarketing artinya adalah pemasaran ulang. Makna istilah ini sama persis dengan terjemahan tersebut.

Perbedaan paling mendasar adalah pada pengertian dari keduanya. Dengan bahasa yang lebih sederhana, remarketing adalah upaya untuk melibatkan kembali pelanggan yang sudah pernah melakukan transaksi. 

Pada strategi ini, transaksi yang telah terjadi sebelumnya menjadi rujukan untuk melakukan tindakan tertentu dalam program pemasaran ulang ini.

Sebagai contoh adalah dalam bisnis e-commerce. Seorang konsumen pernah melakukan pembelian perabotan dapur. Maka, kemudian tindakan remarketing dapat Anda lakukan dengan fokus menawarkan produk serupa.

2. Pengertian Retargeting

Selanjutnya adalah retargeting. Sesuai dengan terjemahannya, istilah ini bermakna penargetan ulang. Artinya, bisnis mencoba kembali menargetkan konsumen atau pasar yang pernah berinteraksi dengan bisnis, namun belum pernah sampai bertransaksi.

Sebagai contoh adalah saat bisnis menghubungi kembali konsumen yang pernah datang ke toko untuk kembali menawarkan produk serupa.

Penekanan perbedaan remarketing dan retargeting adalah bahwa pada penargetan ulang, calon konsumen belum pernah melakukan transaksi. Tindakan marketing bertujuan untuk mendorong konsumen segera mengeksekusi transaksi yang tertunda atau sebelumnya tidak terjadi.

Jadi, kedua strategi pemasaran ini sama baiknya, namun memiliki target pasar yang berbeda. Meski demikian, target akhir keduanya memiliki target akhir yang sama, yaitu menaikkan penjualan.

Pentingnya Memahami Perbedaan Remarketing dan Retargeting

Kedua strategi marketing ini memang serupa tapi tak sama. Berikut ini adalah alasan mengapa Anda perlu benar-benar memahami perbedaannya, agar dapat menerapkan kedua strategi dengan tepat:

1. Penyesuaian Strategi dengan Tujuan

Dalam penerapannya, sebagai pebisnis Anda tidak boleh meremehkan perbedaan diantara kedua strategi ini. Sebab, bentuk praktis dari keduanya dapat berbeda jauh. Oleh sebab itu, memahami perbedaan diantara keduanya sangat penting, agar tidak terjadi kesalahan dalam proses eksekusi.

Target remarketing telah memiliki pengalaman berbelanja. Maka, yang bisnis perlu lakukan hanya mengingatkan konsumen tersebut akan kepuasannya pada masa lalu. Hal ini yang mendorongnya untuk melakukan pembelian berulang.

Sementara target retargeting adalah calon konsumen mungkin hanya pernah melihat atau bertanya. Mereka belum pernah berinteraksi mendalam, sehingga mungkin belum memiliki pengalaman yang berkesan. 

Maka, penargetan ulang dapat menekankan pada keunggulan brand atau produk, agar target pasar tertarik untuk mencoba. Interaksi awal yang sebelumnya pernah terjadi adalah indikator bahwa calon konsumen tersebut potensial.

2. Mempertahankan atau Menambah Pelanggan Setia

Pelanggan setia dapat bertahan, bahkan bertambah. Ini adalah apa yang dapat sebuah bisnis capai, apabila dapat memahami dan menerapkan kedua strategi ini dengan tepat sesuai dengan fungsinya. 

Apabila ingin mempertahankan pelanggan setia, maka strategi yang sesuai adalah remarketing. Lain halnya jika ingin menambah pelanggan, maka bisnis perlu melakukan retargeting

Oleh sebab itu, Anda perlu menyesuaikan antara tujuan dan strategi pemasarannya. Karena bila salah menerapkan, maka akan berakibat cukup fatal bagi bisnis. Tidak hanya target yang tak dapat tercapai. Melainkan juga kemungkinan adanya pemborosan anggaran marketing yang tidak efektif.

Contoh Remarketing dan Retargeting

Pemahaman akan perbedaan remarketing dan retargeting akan semakin mendalam melalui beberapa contoh praktis berikut ini:

1. Contoh Remarketing

Pertama, melakukan pemasaran ulang dapat Anda lakukan dengan mengirim katalog produk secara berkala pada pelanggan lama. Hal ini dapat Anda lakukan hanya jika bisnis telah memiliki data pelanggan.

Oleh sebab itu, hal yang perlu bisnis lakukan lebih dahulu adalah melakukan pengumpulan data. Misalnya, dengan meminta pada pelanggan mengisi data kontak dan alamat email saat melakukan transaksi. Data inilah yang kemudian menjadi bahan untuk melakukan program remarketing.

Kedua, Anda dapat menggunakan jasa iklan yang memanfaatkan algoritma internet. Sebab, selama ini internet menyimpan riwayat kunjungan website setiap penggunanya. Hal ini bisa dimanfaatkan oleh para penyedia iklan, baik pada media sosial maupun e-commerce.

Inilah sebabnya seringkali iklan yang muncul pada halaman dashboard e-commerce maupun media sosial menawarkan produk yang baru saja orang cari. Hal ini tentu sangat membantu para pelaku bisnis maupun konsumen untuk menemukan apa yang mereka cari dan butuhkan.

Dengan perbedaan penerapan remarketing dan retargeting, Anda dapat menyeting pengaturan pada pemasangan iklan. Sehingga, iklan hanya akan muncul kepada target yang relevan, yaitu misalnya pernah melakukan transaksi pembelian produk-produk tertentu untuk penerapan strategi remarketing.

2. Contoh Retargeting

Berikutnya adalah contoh praktis dalam hal menargetkan ulang calon konsumen tertentu. Seperti telah disinggung sebelumnya, bahwa interaksi awal yang sebelumnya terjadi adalah indikator ketertarikan yang potensial.

Maka, terdapat beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mendorong calon konsumen tersebut akhirnya melakukan transaksi. Contohnya, menginformasikan bahwa produk yang sebelumnya dicari sedang berada pada program diskon. 

Bersama dengan informasi tersebut, Anda dapat menyertakan varian produk serupa. Pemberian pilihan semacam ini akan membuat calon konsumen tersebut memiliki pengalaman baik dalam interaksinya dengan bisnis Anda.

Dengan tetap memperhatikan perbedaan remarketing dan retargeting, Anda juga dapat menggunakan jasa penyedia iklan yang memanfaatkan algoritma internet. 

Pengaturan iklan yang dapat Anda terapkan adalah agar iklan muncul pada orang-orang yang pernah mengunjungi website bisnis Anda. Tak hanya itu, Anda juga sebaiknya menyertakan riwayat kunjungan pada website bisnis serupa untuk menjaring para calon konsumen baru.

Tips Menerapkan Remarketing dan Retargeting

Berikut beberapa tips yang bisa Anda lakukan saat menerapkan strategi remarketing:

  • Kelompokkan pelanggan bisnis dengan selera yang sama.
  • Gunakan tools analytic untuk menganalisa performa strategi pemasaran ulang.

Sementara tips untuk penerapan strategi retargeting, yakni:

  • Lakukan uji coba iklan secara rutin pada target pasar.
  • Perbaharui jenis iklan secara berkala.
  • Buat iklan yang persuasif dan menarik.
  • Tentukan target pasar yang tepat dengan strategi pemasaran.

Yuk, Optimalkan Strategi Remarketing dan Retargeting!

Demikianlah penjelasan perihal perbedaan remarketing dan retargeting. Perbedaan diantara keduanya tidak hanya sampai pada pengertian dan bentuk tindakannya. Dampak pelaksanaan program juga dapat sangat besar pengaruhnya pada sebuah bisnis, khususnya dalam meningkatkan angka penjualan.

Dapatkan informasi serta performance marketing lainnya hanya di Virus Media.

Like this article? Share this article now!

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin