apa itu cpa

Apa itu CPA (Cost Per Acquisition) dan Cara Menghitungnya?

Memahami apa itu CPA adalah kewajiban Anda selaku pebisnis, saat tengah menjalankan sebuah strategi marketing. Namun sayangnya, masih banyak pebisnis belum memahami hal ini dan membuat budget kampanye menjadi sangat boncos. 

Untungnya lewat artikel ini, Anda bisa mempelajari pentingnya CPA untuk bisnis, cara menghitung, hingga cara mengoptimasinya. Sehingga dengan perhitungan dan strategi yang efektif, bisnis Anda bisa terhindar dari kerugian!

Apa itu CPA?

Pada dasarnya, CPA adalah sebuah metrik dalam dunia marketing yang akan menunjukkan dan mengukur biaya agregat dari proses konversi. Kebanyakan konversi yang dimaksudkan adalah calon pelanggan yang akhirnya menyelesaikan proses transaksi.

Mudahnya, dengan metrik ini Anda bisa tahu berapa total budget yang Anda keluarkan untuk menggiring leads atau pengunjung menjadi seorang pelanggan yang melakukan pembelian. Ketika mengetahui budget yang Anda perlukan, Anda bisa menentukan strategi terbaik untuk memasarkan produk tersebut.

Sehingga secara tidak langsung, memahami apa itu CPA akan sangat berpengaruh terhadap bagaimana Anda mengiklankan sebuah produk. Karena siapapun tak mau mengeluarkan biaya pemasaran yang besar tanpa mendapatkan hasil yang setimpal.

Kenapa CPA itu penting?

Seperti yang Anda pelajari sebelumnya, bahwa CPA memiliki peranan penting untuk pemasaran dan bagaimana kampanye untuk sebuah produk Anda jalankan. Cost per Acquisition ini juga sangat penting untuk memberikan perspektif tentang efektivitas kampanye iklan yang Anda lakukan. 

Sehingga Anda harus menghitung CPA bersama dengan matrik lain seperti ROI, ROAS, dan tingkat konversi untuk mendapatkan strategi pemasaran produk dan kampanye iklan terbaik. 

Jadi, memahami apa itu CPA dan mengetahui cara perhitungannya dapat membuat Anda terhindar dari boncos berlebih saat mencoba sebuah strategi pemasaran. Karena dalam perhitungan tersebut, Anda akan menemukan potensi kegagalan dan keberhasilan pada sebuah strategi pemasaran. 

Bahkan dengan perhitungan yang tepat, Anda juga dapat memprediksi alur pemasaran dan menentukan langkah terbaik pada periode selanjutnya.

Cara Menghitung CPA

Setelah mempelajari apa itu CPA dan kenapa hal tersebut sangat penting, kini Anda bisa mulai mempelajari cara menghitungnya. Sebenarnya, rumus perhitungan dasar dari Cost per Acquisition adalah membagi total biaya iklan dengan jumlah konversi. Jika Anda tuliskan dalam rumus, maka akan seperti ini:

CPA = Total Biaya Iklan/Total Konversi 

Agar lebih jelas, Anda bisa mempelajari contoh kasus berikut ini:

Misalnya, Anda menjalankan sebuah bisnis fashion anak dan kini Anda ingin mencoba melakukan promosi melalui media sosial Instagram. Melalui modal Rp100.000,00, Anda mulai melakukan kampanye pada target tertuju menggunakan fitur Instagram Ads untuk 7 hari tayang.

Setelah melakukan kampanye tersebut, ternyata hasil konversi melalui iklan yang Anda pasang dalam jangka waktu tersebut adalah 25 transaksi. Maka, dengan rumus mencari CPA tersebut, Anda bisa mendapatkan Anda CPA sebesar:

CPA = Total Biaya Iklan / Total Konversi = Rp100.000,00/125 = Rp800,00

Dari hasil perhitungan tersebut CPA, biaya iklan yang And butuhkan adalah sebesar Rp800,00 rupiah untuk menjual sebuah produk. 

Hubungan Memahami Apa itu CPA dengan CLV

Dalam sebuah bisnis tak cukup mengetahui angka CPA untuk menentukan apakah strategi pemasaran Anda sudah berjalan dengan efektif. Setidaknya Anda harus tahu apakah biaya tersebut sudah sesuai pada target pasar yang tepat. Karena bisnis dengan customer loyal pasti lebih menguntungkan daripada yang sekali beli.

Karena itu, Anda perlu menghitung CLV (Customer Lifetime Value) atau biaya yang dibelanjakan pelanggan untuk membeli produk yang Anda jual. Fungsinya adalah untuk memastikan biaya yang Anda keluarkan tidak melebihi profit. Berikut rumusnya:

CLV = Pendapatan Bulanan per Target (pelanggan tetap) / Churn Rate

Kembali ke contoh kasus yang sama, jika Anda membuka bisnis fashion anak, pastinya Anda tak menjual satu jenis produk saja. Misalnya, Anda menjual 5 jenis barang dengan kisaran harga Rp25.000,00 hingga Rp50.000,00. Lalu, rata-rata belanja pelanggan per bulan adalah Rp100.000,00.

Maka pendapatan Anda untuk tiap pelanggan adalah sekitar Rp100.000,00. Sayangnya dari kebanyakan pelanggan pasti ada satu atau dua yang membatalkan transaksi. Contohnya, Anda perkirakan sekitar 20% pelanggan membatalkan. Maka churn rate penjualan Anda adalah 20%. Maka perhitungan CLV menjadi:

CLV = Pendapatan Bulanan per Target (pelanggan tetap) / Churn Rate = Rp100.000,00/15 = Rp5.000,00

Jadi, kini Anda tahu CLV bisnis Anda adalah Rp5.000,00. Dari angka CLV ini, nantinya Anda tahu berapa biaya tetap yang harus Anda keluarkan tiap bulan. Intinya, nilai CLV harus lebih tinggi ketimbang CPA. 

Cara Mengoptimasi CPA yang Efektif

Setelah Anda memahami apa itu CPA dan bagaimana cara menghitungnya, kini Anda juga harus mempelajari bagaimana cara mengoptimalkan CPA pada strategi pemasaran yang Anda jalankan. Beberapa brand bisnis ternama menggunakan cara ini untuk meningkatkan efektifitas Cost per Acquisition pada bisnisnya:

1. Tinjau Lokasi Tujuan Iklan

Salah satu penyebab paling umum dari pemborosan pengeluaran adalah lokasi yang terlalu luas. Semakin luas lokasi yang Anda targetkan, akan semakin besar potensi iklan hanya numpang lewat saja. 

Lakukan riset dan amati data geografis terkait produk atau jenis barang yang Anda pasarkan. Mempersempit area target juga dapat berpotensi menguasai sebuah wilayah secara bertahap. Melalui cara ini, Anda akan menemukan peluang untuk segera mengurangi pengeluaran yang sia-sia.

2. Targetkan Niche Pasar yang Tepat

Selain lokasi, target pasar juga perlu Anda filter dengan seksama. Pastinya Anda harus mempersempit asumsi dari pengguna produk Anda. Misalnya, untuk fashion anak. Maka, bukan anaknya yang Anda targetkan, tapi orang tua dari si anak. 

Selain itu, pendapatan orang tua juga harus Anda sesuaikan dengan harga jual produk. Sehingga minat beli dari target untuk produk yang Anda jual akan semakin besar. Tentunya peluang konversi juga akan semakin tinggi.

3. Tingkatkan Kualitas Konten

Tak hanya butuh kata kunci yang relevan, Anda juga perlu penulisan konten yang Google sukai. Oleh sebab itu, Anda perlu membuat konten yang memenuhi persyaratan SEO, serta mudah dipahami dan menarik. Tujuannya adalah memunculkan web atau iklan Anda di halaman pertama.

Media konten yang Anda buat juga harus sesuai dan mendukung. Membuat konten yang koperatis, membuat penasaran, dan berkualitas baik juga bisa jadi daya tarik tersendiri. Karena profesionalitas Anda bisa jadi nilai tambah di mata pelanggan.

4. Lakukan Riset dan Pemantauan Secara Rutin 

Hal paling penting dalam melakukan iklan pada strategi pemasaran digital adalah melakukan riset dan pemantauan secara berkala. Anda bisa menggunakan tools analitik untuk melihat grafik dan tingkat konversi yang Anda miliki secara rutin.

Sudah Tahu Apa itu CPA dan Cara Menghitungnya?

Nah, itulah informasi mengenai Cost per Acquisition yang cukup berperan penting dalam pemasaran produk secara digital. Ketika mempelajari dan mengaplikasikan tips di atas, Anda bisa terhindar dari kerugian berlebih dan menjalankan strategi terbaik untuk bisnis!

Dapatkan informasi serta tips performance marketing lainnya hanya di Virus Media.

Like this article? Share this article now!

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin